Kos Atos Berlayar ke Pasar Keroncong Kotagede Yogyakarta





Band Keroncong Atos (Kos Atos) asal Malang tampil di panggung utama Pasar Keroncong Kotagede, Yogyakarta. Sabtu, 03/12/2016 (Foto: Kos Atos)
Yogyakarta adalah kota di mana seniman-seniman berkumpul. Ada yang bergelut dengan dunia pendidikan seni ataupun secara utuh untuk berkarya. Di sana masyarakatnya sangat antusias dengan berbagai acara yang berbalut seni, terlebih jika ada sentuhan seni tradisional sebab begitulah yang terlihat dan memang sudah menjadi latar dari Kota Gudeg ini.
Tahun ini tahun kedua untuk Pasar Keroncong Kotagede Yogyakarta, acara yang khusus menyajikan berbagai macam grup-grup Keroncong.

Sabtu (03/12/2016), Pasar Keroncong digelar di area Pasar Legi Kotagede, dan mendirikan 3 panggung, diantaranya Panggung Loring Pasar, Panggung Sopingen, Panggung Sayangan. Kampung di area pasar pun disulap menjadi panggung yang meriah dan dimanjakan lampu hiasan, sehingga membuat malam itu begitu indah.
OK (Orkes Keroncong) dari berbagai kota pun ikut berpartisipasi dalam Pasar Keroncong Kotagede, di antaranya dari Semarang, Bandung, Solo dan Malang. Malang diwaliki oleh Kos Atos, grup musik yang digawangi oleh para mahasiswa dan alumnus Universitas Negeri Malang.
"Kos Atos sebenarnya sudah dari tahun lalu di ajak main oleh Pak Aji (The Man Behind Pasar Keroncong) di Pasar Keroncong, tapi tahun lalu bertepatan dengan pagelaran di kampus jadi belum bisa ikut. Tahun ini kita bayar tuntas," ujar Vigil Kristologus, salah satu personil Kos Atos.
Pasar Keroncong Kotagede menjadi moment yang sangat berkesan bagi Kos Atos. Sekelompok pemuda yang baru saja mengeluarkan album perdana 'Luta' pada September 2016 ini berkesempatan menyajikan lagu-lagu Kos Atos di Yogyakarta dan tidak disangka mendapat apresiasi yang bagus dari masyarakat.
Kos Atos mendapat kesempatan untuk tampil di panggung Loring Pasar, panggung utama tahun ini dan satu panggung bersama Yati Pesek dan penyanyi jazz Syaharani. "Pasar Keroncong Kotagede sangat berperan penting dalam mempopulerkan musik keroncong tanah air, dengan konsep acara yang sangat dekat dengan masyarakat yaitu 'Pasar," sambung Vigil.
"Bukan tidak mungkin, musik keroncong akan mendapat kejayaan lagi seperti dulu, paling tidak semakin dikenal dan menjadi karakter negeri ini,"
Pengalaman berharga. Kos Atos juga sempat bertemu dan memberikan CD album 'Luta' kepada seniman Yati Pesek. Sabtu, 03/12/2016 (Foto: Kos Atos)
Tampil tepat di depan Pasar Legi Kotagede sangat menarik walau dengan suasana pasar yang penuh warung dan toko-toko. Lampu dan hiasan yang bergelantungan menjadikan atmosfir semakin asyik. Masyarakat lokal, dan pengunjung dari luar Yogyakarta pun semua bercampur aduk, tumpah ruah dalam acara yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali ini.
Bagi Kos Atos ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, sebab bisa bertemu dengan banyak seniman dan musisi Keroncong. Termasuk bisa melihat berbagai macam grup musik keroncong dari luar Malang beraksi dan saling memberi apresiasi, tidak melihat muda atau orangtua semuanya sama-sama cinta dengan keroncong, sesuai dengan tema tahun ini "Keroncong Jiwa Raga Kami".
Acara dibuka oleh Slamet Raharjo di panggung Loring Pasar, dan kemudian dilanjutkan dengan penampilan-penampilan grup keroncong, di antara para penampil adalah murid Kusbini Subarjo HS pun turut mengisi acara.

Sebelum malam itu berakhir Kos Atos sempat bertemu dengan Bu Yati Pesek dan Kos Atos memberikan Album Luta, kemudian Bu Yati Pesek berpesan "..Titip musik keroncong, ini harus tetap ada, bawalah pesan ini kemana pun, karena generasi berikutnya harus tetap bisa menikmati keroncong," 

Sumber : Halo Malang

Posting Komentar

My Instagram